Untuk Panca Erva Safitri
Senyap malam ini benar - benar membuatku merasa mundur
Menjiwai tunduk
Pada setiap detik ingatan yang mengalah
Imaji gundah kala durga menguntai resah
Pada hirauan yang membumbung tinggi
Pada harapan – harapan yang menjulang sakti
Dan kepada cerita – cerita takjub yang bermuara dalam sejumput nada lugu
Aku tertuju mendayu
Seketika lintasan darma menabrakku
Bersaksi atas gagu dan dinginnya waktu
Teringatkah kau akan cumbuan paku dan denyut sumbu merayu
Yang menjalari hisap hijau lumut petang
kala kau bersenandung tentang risau dan alam mahaga
tentang persinggahan mudamu
yang acapkali berteduh layu pada hujan hujan mungil berpola
Sadarlah gumpalan mabuk
Ini adalah senyata – nyatanya sesak pelajaran
Pengasingan riwayat bagi rabi yang terdampar
Bagi abu batu, kotor sisa yang enggan bergeming
Jurang nalar, jendela runtuh
Menerjunkan bahagia pada kalam tipu
Hilang yang kesepuluh
Rintik yang tersipu
Banjir yang berwajah
Dan kata katamu hanyut
Hawa ini semakin sesak
Hembusannya getir menyepi
Riak Ikal berombak
Berdendang dengan sangat pelan
Pasti, tentu akan ku hirup lagi dan lagi
Hingga asap asap murah kembali terbakar
Menyusup kering babak dan risalah
Dalam partitur acak
Irama tenggelam
Sepi pagi
Tarian mazbur
_____________________________________________________________________________________
Februari 2011
Riyadhus Shalihin