Untuk Panca Erva Safitri
1/
Aku harus menerjemahkanmu kembali
Ketika degup bimbang dan debur batin bergemuruh
Ketika musim cemas kembali bergetar
Ketika badai rohani kembali menerpa
Aku harus menerjemahkanmu kembali
Wanita berkerudung salju
Bertahta majusi
Genggam tubuhku
ketika tercerabut pada senja yang membeku
Ketika Sepenggal birahi
pada pundak hujan membanjiri palung erosku
Ingatkan aku
Saat kita Berhenti
pada kanal – kanal canggung
Yang telah mempertemukan kita
Di antara perahu para yakon
Dan kuil para dalai Tibet
Beritahukan aku
Berita – berita agung
Tetesan angin dan titik luluh langit
2/
Aku harus menerjemahkanmu kembali
Ketika usia angin tak mampu lagi meneduhkan arafah
Ketika para pujangga tigris tak mampu lagi bersemayam dengan sunyi
Ketika nubuat laut tak mampu lagi bermukim di hati para pengembara
Aku harus menerjemahkanmu kembali
Wanita khandak
Sebagai
Muara pada hulu nafas kita
Sebagai
Pembuluh pada lava dan juga vena
Sebagai
Keringat pada peluh wujud kitab suci yang basah
Ingatkan aku
Akan tubuh sunyimu yang ber uap
Basuhi aku
Dengan desah baitul maqidsmu
3/
Aku harus menerjemahkanmu kembali
Sebagai pemuda pembai’at
Sebagai Pemuda penduka
Pada daksa yang telah dibaptiskan tuhan kepada kita
______________________________________________________________________________
Februari 2011
Riyadhus Shalihin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar