Rabu, 21 April 2010

MEMETAKAN PRODUKTIFITAS PERS KAMPUS TANPA BANTUAN DARI LEMBAGA/INSTITUSI

Gejala terhambatnya produktifitas kampus dan movement yang stagnan, kerap terjadi akibat ekspektasi dan harapan yang terlalu muluk kepada lembaga yang menaungi kita, timbal balik dari aksi dan kreasi tidak usah dimanipulir dengan berbagai harapan yang tidak kunjung datang, aktivitas dan produktifitas acapkali terganggu akibat masalah sepele dan klise, seperti tidak adanya dana, tidak adanya fasilitas ataupun tidak ada support dari lembaga, berkarya tetap harus berjalan tanpa harus berlarut tenggelam dalam tetek bengek basi yang hanya berngiang di harapan dan angan saja.
Motivasi diri yang telah terpatri adalah salah satu hal yang membuat ukm pers mahasiswa tetap bertahan, terapi pribadi untuk mereduksi angan yang jauh dari kenyataan, jangan pernah mau menyerah dengan keadaan mungkin itulah pick up point yang ingin disampaikan oleh Redian Tendiana, pemimpin redaksi pers mahasiswa Stikom Bandung, ketika ditanya perihal wacana yang tengah berkembang saat ini yaitu ketimpangan fasilitas ukm yang terjadi di Stikom Bandung, “ Kita tidak pernah meminta bantuan dari lembaga, bukan berarti kita tidak membutuhkan asimilasi dari kampus untuk membantu kita, karena seharusnya lembaga memperhatikan kebutuhan dari ukm itu sendiri, apalagi yang telah banyak mengharumkan nama kampus, jika dilihat dari produktifitas anggotanya yang aktif tampil mengisi berbagai berita maupun artikel di berbagai media lokal maupun media nasional “, ucapnya tegas.
Aktualisasi prestasi bukanlah omong kosong belaka, ketika kolektif finansial team I Rostrum Media Indonesia, pers mahasiswa Stikom Bandung, terkumpul menjadi modal awal untuk menerbitkan kembali majalah kampus GERBANG, fakta ini mengkritisi secara tajam bagaimana lembaga tidak memperhatikan kegiatan dan juga aktivitas yang dikerjakan oleh Pers Mahasiswa selama ini, minimnya dana tidak menghambat nalar kreativitas berkegiatan. Melihat subur dan pesatnya perkembangan pers mahasiswa di kampus lain, walau jika dilihat dari kaca mata dan analisa aktivitas prestasinya yang kurang begitu produktif mengharumkan nama kampus, namun didukung secara total dan menyeluruh oleh lembaga dan dengan sadar memenuhi berbagai suplemen yang dibutuhkan oleh ukm itu.
Kolektif teamwork adalah satu-satunya kekuatan yang dimiliki Pers Mahasiswa Stikom Bandung saat ini, karena kenyataan dan harapan yang selalu berbanding terbalik maka menyadarkan kita untuk tetap berjalan dengan fasilitas yang minim dan alokasi dana yang rentan, wacana ini memberikan tamparan balik kepada kita untuk tetap gigih berkarya walau tanpa adanya kooperasi dan kooptasi lembaga, kita tidak akan terhambat di tempat apalagi berhenti walau untuk sesaat.
Tunjukkan dan tunjukkan tanpa mengharapakan balasan menjadi ideologi penghibur tersendiri bagi kami yang lelah berkeluh kesah menanti asa, perihal tendensi lembaga yang tidak memperhatikan ukm Pers Mahasiswa tentu menimbulkan kecemburuan asosiasi tersendiri, Redian Tendina menanggapi hal ini “ wajar, apabila kita sebagai salah satu ukm yang masih resmi terdaftar cemburu melihat ketimpangan perhatian dari kampus yang kurang memperhatikan ukm berhaluan Jurnalistik, tapi jika hanya cemburu dan mendendam berdiam, itu hanya akan membuat kreatifitas kita terhambat dan berhenti, lebih baik bebaskan bersikap dan lanjutkan langkah, terus bergerak dan tetap berkarya “ ucapnya yang juga merupakan wartawan lepas salah satu media cetak lokal Bandung. Harapan tentu masih tersisa, “ dalam waktu dekat ini kami ingin realisasi dari lembaga untuk pengadaan beberapa fasilitas kecil yang tidak terlau merugikan finansial pihak kampus seperti tape recorder yang tentunya sangat dibutuhkan oleh wartawan manapun, dan juga ruang representatif untuk mendukung kerja kami agar lebih efektif “ , ucap Redian Tendiana.
Terlepas dari itu pers mahasiswa tidak ingin menunggu berlarut hingga terjadi kekosongan kegiatan ataupun acara, pers mahasiswa terus berkreasi dan berinovasi seperti salah satu kegiatan mendatang yang akan diadakan adalah “Workshop Jurnalistik” dan “Lomba Penulisan Artikel” dengan mengundang seluruh Pers Mahasiswa Bandung dengan tujuan untuk memperluas jaringan dan koneksi informasi, acara ini akan segera direalisasi setelah penerbitan Gerbang edisi pertama dirilis.
Gerbang edisi pertama menjadi awal movement nyata intern kampus, setelah beberapa waktu yang lalu harus berkutat di depan media yang kurang pantas juga jika disebut sebagai majalah dinding, terserah anda mengkategorikan itu sebagai apa, namun setelah cetakan pertama Gerbang rampung dirilis, kami akan jadikan ini sebagai tolak ukur pertama menunggu bagaimana langkah yang akan diambil selanjutnya oleh lembaga.
Langkah nyata ini membuat kami tetap yakin dengan apa yang kita jalani bagaimanapun juga akan membuahkan hasil, berapapun terjalnya deskriditas yang diberikan lembaga namun kami akan terus bergerak dan berkarya, mengutip ucapan dari Pemimpin Redaksi Pers Mahasiswa Bandung, yang akan saya jadikan quotes akhir “ Keterbatasan alat dan biaya tidak akan mengentikan kita untuk berhenti berkarya”, ucapnya serius menguatkan denyut kami untuk tetap menulis dan menulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar