Jumat, 04 Maret 2011

KALA DURGA


Untuk Panca Erva Safitri

Senyap malam ini benar - benar membuatku merasa mundur

Menjiwai tunduk

Pada setiap detik ingatan yang mengalah

Imaji gundah kala durga menguntai resah

Pada hirauan yang membumbung tinggi

Pada harapan – harapan yang menjulang sakti

Dan kepada cerita – cerita takjub yang bermuara dalam sejumput nada lugu

Aku tertuju mendayu

Seketika lintasan darma menabrakku

Bersaksi atas gagu dan dinginnya waktu

Teringatkah kau akan cumbuan paku dan denyut sumbu merayu

Yang menjalari hisap hijau lumut petang

kala kau bersenandung tentang risau dan alam mahaga

tentang persinggahan mudamu

yang acapkali berteduh layu pada hujan hujan mungil berpola

Sadarlah gumpalan mabuk

Ini adalah senyata – nyatanya sesak pelajaran

Pengasingan riwayat bagi rabi yang terdampar

Bagi abu batu, kotor sisa yang enggan bergeming

Jurang nalar, jendela runtuh

Menerjunkan bahagia pada kalam tipu

Hilang yang kesepuluh

Rintik yang tersipu

Banjir yang berwajah

Dan kata katamu hanyut

Hawa ini semakin sesak

Hembusannya getir menyepi

Riak Ikal berombak

Berdendang dengan sangat pelan

Pasti, tentu akan ku hirup lagi dan lagi

Hingga asap asap murah kembali terbakar

Menyusup kering babak dan risalah

Dalam partitur acak

Irama tenggelam

Sepi pagi

Tarian mazbur

_____________________________________________________________________________________

Februari 2011

Riyadhus Shalihin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar