Jumat, 04 Maret 2011

Menerjemahkanmu kembali


Untuk Panca Erva Safitri

1/

Aku harus menerjemahkanmu kembali

Ketika degup bimbang dan debur batin bergemuruh

Ketika musim cemas kembali bergetar

Ketika badai rohani kembali menerpa

Aku harus menerjemahkanmu kembali

Wanita berkerudung salju

Bertahta majusi

Genggam tubuhku

ketika tercerabut pada senja yang membeku

Ketika Sepenggal birahi

pada pundak hujan membanjiri palung erosku

Ingatkan aku

Saat kita Berhenti

pada kanal – kanal canggung

Yang telah mempertemukan kita

Di antara perahu para yakon

Dan kuil para dalai Tibet

Beritahukan aku

Berita – berita agung

Tetesan angin dan titik luluh langit

2/

Aku harus menerjemahkanmu kembali

Ketika usia angin tak mampu lagi meneduhkan arafah

Ketika para pujangga tigris tak mampu lagi bersemayam dengan sunyi

Ketika nubuat laut tak mampu lagi bermukim di hati para pengembara

Aku harus menerjemahkanmu kembali

Wanita khandak

Sebagai

Muara pada hulu nafas kita

Sebagai

Pembuluh pada lava dan juga vena

Sebagai

Keringat pada peluh wujud kitab suci yang basah

Ingatkan aku

Akan tubuh sunyimu yang ber uap

Basuhi aku

Dengan desah baitul maqidsmu

3/

Aku harus menerjemahkanmu kembali

Sebagai pemuda pembai’at

Sebagai Pemuda penduka

Pada daksa yang telah dibaptiskan tuhan kepada kita

______________________________________________________________________________

Februari 2011

Riyadhus Shalihin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar